Boeing 737-800NG, 9M-MXT, CGK-KUL
10 Desember 2024
06 November 2024
Planespotting di Chek Lap Kok
14 Oktober 2024
Jakarta April 2022
Berikut ini adalah foto Jakarta pada 30 April 2022, diambil di jembatan penghubung antara halte Transjakarta koridor 1 dan 9 yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman.
Pada kedua foto di atas tampak bendera-bendera Indonesia dan Jepang karena bertepatan dengan kunjungan kerja Perdana Menteri Fumio Kishida ke Jakarta dari 29 hingga 30 April 2024.
Bila diperhatikan kendaraan-kendaraan yang mendominasi Jakarta saat itu merupakan produk-produk perusahaan Jepang, apakah brand-brand Jepang masih dapat mendominasi pada dekade-dekade mendatang di era gempuran kendaraan listrik Tiongkok dan Korea Selatan?
20 September 2024
01 Maret 2024
Perjalanan ke Tokyo
Loket check-in Philippine Airlines di Soekarno-Hatta |
Alasan memilih Philippine Airlines adalah karena saya ingin mencoba menggunakan pesawat A321 untuk pertama kalinya walau saya sudah baca review bahwa transit di NAIA Manila itu tidak enak tapi yasudahlah.
Ternyata ada kejadian tidak terduga, ketika pesawat hendak menuju landasan tiba-tiba pesawat kembali ke apron untuk pengecekan, rupanya ada masalah pada pesawatnya, entah apa itu. Singkat cerita saya kembali ke Terminal 3 dan penerbangan ke Tokyo diganti dengan All Nippon Airways (ANA) oleh pihak Philippine Airlines.
Armada A321 Philippine Airlines yang seharusnya membawa saya ke Manila |
Sayang sekali padahal ingin mencoba terbang dengan A321 untuk pertama kalinya |
Mendarat di Narita |
LRT Jabodebek
Ini adalah LRT Jabodebek, sistem kereta ringan kedua yang hadir di Jakarta (dan sekitarnya, jika Aeromovel di TMII tidak masuk hitungan). Membentang dua jalur, dari Dukuh Atas ke Harjamukti dan Dukuh Atas ke Jatimulya, jalur LRT Jabodetabek mirip dengan LRT di Kuala Lumpur (Ampang Line dan Sri Petaling Line).
Armada LRT Jabodebek di daerah Kuningan, Jakarta. |
LRT Jabodebek menggunakan armada yang dibuat oleh PT Inka, pada awal pengoperasian hingga berbulan-bulan setelahnya seringkali terjadi gangguan dan frekuensi kedatangan kereta yang tergolong sangat sedikit untuk ukuran LRT, malah terasa seperti kereta lokal/kommuter dibanding LRT karena waktu tunggunya yang lama.